Kamis, 04 Juni 2009

SAJAK PUTUS CINTA

Mengapa
dulu kucinta kau dengan taruhan nyawa
padahal dirimu cinta tiada rindu tiada
kubela kau dari tusuk belati orang
aku sendiri bagai gila membabi buta
kau pertontonkan auratmu
dan serentak orang-orang berebut menjamahmu
dan seketika kau hendak berlari
tunggang langgang.


Inikah sandiwaramu
kau jebak aku dalam kebencian semua orang
kau hilang kata hilang rasa
tak ada air mata meneteskan sesal
tangisku hanya kau, mengapa kau tak menangis
mengapa tak mengerti bahwa hidup sekarang nestapa.


Baiklah kau tersenyum saja
agar dapat kuterbitkan kebencianku
orang sekampung telah terlanjur membenci
...agar dapat kutinggalkan kau dalam rasa tak teriris.


Inilah kenyataan
agar dapat kau berkelepak bagai burung malam
lilin di tanganku kau rautlah
tak hendak aku membakar diri sendiri
kau berkelanalah dalam duniamu
menempuh hujan gerimis tanpa ratapan cinta.


Inilah malam
pada saat seharusnya kutemui dirimu dalam kesucian
agar dapat ku tinggalkan sepatah kata perpisahan
(lilin itu membakar dirimu sendiri
tak ada gerimis cinta)
mengapa kini kusesalkan membelamu dengan taruhan nyawa
karena cinta itu sebenarnya ada
pada kau yang menyayangiku sebenarnya.


Mengapa ?
Mengapa tak kau katakan bahwa kataku itu menyakitkan
mengapa tak kau buang lilin itu di derasnya air hujan
kau membuatku menyesal berkepanjangan
aku menyayangimu di saat kau tiada...


Bogor
25 Oktober 1996

Rabu, 03 Juni 2009

PRITA MULYASARI

Assalaamu'alaikum WR. WB.

Kami para Blogger turut prihatin dan ikut berbela sungkawa atas musibah
yang dialami oleh Ibu Prita Mulyasari.

Mudah-mudahan Ibu Prita Mulyasari diberikan ketabahan dalam menghadapi
cobaan ini, karena pengekangan terhadap kebebasan mengeluarkan pendapat
adalah bentuk kedhaliman terhadap hak setiap manusia untuk
menyampaikan pendapat yang dilindungi oleh undang-undang.

Kami para Blogger memberi dukungan moral dan berdoa untuk Ibu Prita
Mulyasari agar tabah menghadapi ujian, terus maju pantang mundur,
perjuangkan kebebasan berbicara dan berpendapat.

(BLOGGER)

Senin, 01 Juni 2009

LAUTAN CINTA

Dalam gelora cinta
tak ada jarak antara kau dan aku
bersatunya dua jiwa
bagaikan air dengan secawan anggur.

Dalam lautan cinta
kita rasakan kerinduan yang bergelora
rindumu karena aku jauh
cintamu karena aku indah.

Akulah yang merindukanmu
aku pula yang mencintaimu
karena keindahanmu
tiada bertepi.

Bersatulah dalam cinta
kaulah yang menyatukan !
Curahkanlah kasih sayang
kaulah yang ciptakan kesucian !

Dalam lautan cinta
kerinduan dan kasih sayang
adalah perjuangan.

Jakarta
27 November 1995

- -

Created By CentralSitus

DI BALIK AWAN

Sepercik darah bidadari
membangunkanku dari mimpi
aku menangis
bidadari oh bidadari
inilah merah darahmu
yang kemarin aku lukai
sakit perih.

Di puncak batu gunung ku cari matahari
hanya mendung memenuhi lazuardi
sebilah belatiku menancap di bumi
engkau tahu aku bukan seorang pemberani
apalagi sekedar membunuh diri
di balik awan bersembunyi gerimis
langit yang mendung seakan menangis
hujan pun turun membasahi bumi
tangis bidadari
meratap tiada henti.

....peperangan telah tiba !
Bidadari berteriak lantang sekali
aku menangis
bidadari oh bidadari
mengapa masih juga kau hitungi mimpi-mimpi
ingatlah cinta kasihku
bagai samudra tak pernah kering
bagai sungai selalu mengalir
meski aku bukan seorang pemberani...

Jakarta
27 November 1995

- -

Created By CentralSitus

CINTA DAN KASIH SAYANG

Goresanku bertinta merah
lambang kecemburuan dalam cinta
sedikitpun aku tak berdusta
kaulah milikku seorang !

Tapi mukamu merah padam,
jangan !

Damaikanlah hatimu
bersatulah dalam jiwaku
kasih sayangku abadi.

Semangatmu menyala-nyala,
berjuanglah !

Dengan gelora di jiwa
kau dan aku bersatu selama-lamanya
dalam suka dan duka.

Jakarta
27 November 1995

- -

Created By CentralSitus

Jumat, 22 Mei 2009

IBUNDA

Malam kembali tiba
ada secercah harapan hasratku untuk kembali
di rantau telah lama berjuang
mengadu nasib membangun harapan di negeri orang.

Malam ini sunyi tanpa bintang gemintang
sedangkan kerinduanku begitu kokoh bertahta
ku nyalakan lilin yang tinggal sebatang
agar remang cahayanya menerangi bilik kamar
yang kian hari rapuh ditelan usia.

Dalam sujudku aku menangis mengeluh
betapa lelahnya jiwa dan raga
menikmati hidup yang penuh mimpi
menghikmati suka duka yang penuh misteri
pada biru lazuardi
di sanalah mata memandang
kaki menapak tanah-tanah kering berbatu
menelusuri padang ilalang
inilah hidup !
hidupku, ibunda !

Ibunda
di malam yang gelap sunyi
kembali aku terkenang
betapa indahnya masa kanak-kanak dulu
bermain kelereng
mandi di kali di seberang rumah
kau memanggilku berteriak cemas
takut anak nakal ini hilang tenggelam
di telan deras air kali yang dalam.

Ibunda
tentunya pohon mawar dan melati yang dulu kau tanam
kini telah berbunga
menebarkan aroma wangi
hingga harumnya memenuhi teras rumah
tempat dulu kita bercanda
di sana kau bercerita tentang kancil yang cerdik
tentang putri cinderela yang ayu rupawan.

Ibunda
tentunya kau juga rindu padaku
jangan lagi kau cemaskan aku
esok lusa aku pasti pulang
dengan rembulan dan matahari di tangan
doakan aku, ibunda
kemenangan pasti ku jelang.

Jakarta
29 Oktober 1995

Created By CentralSitus

Rabu, 20 Mei 2009

Pink

Senja delapan belas hari
rembulan tertutup mendung di ufuk yang tinggi
malam ini
perkenankan aku berbaring di lantai dingin
dingin sekali.


Inilah hariku
lembar cerita merenda kehidupan
ingin benar aku mengadu
sakit perih ini benar menyiksa
tapi tanpamu
buat apa ?


Pink
bias warna itu indah
di lantai dingin ini cerita kita menjadi sejarah
jeritan sukma terpenjara...

Sabtu, 16 Mei 2009

Inul Jatuh Cinta !

Seorang anak manusia
tersenyum di kepagian
ini hari matahari cemerlang
burung prenjak bernyanyi riang
ini hari
Inul jatuh cinta !

Siapa gerangan kekasihnya
biarkan !
Inul katakan, hariku harinya
tiada hari tanpa cinta !

Cinta oh cinta
racuni Inul mabuk kepayang
cinta oh cinta
janji hidup di sorga.

Biarkan saja Inul jatuh cinta
seperti matahari mendatangi malam
biarkan saja Inul bahagia
seperti prenjak yang bernyanyi riang
di pojok rumah..

Bekasi
17 Mei 2009

@

Created By CentralSitus

CERMIN

Aku berkaca di depan cermin
agar dapat ku nikmati wajahku yang ayu rupawan
barangkali di wajahku ini tersembunyi keagungan
agar dapat aku berbangga pada setiap orang
dan cermin itu mengatakan dengan sungguh
aku seperti yang ku sangkakan
barangkali kemuliaan !

Sepuluh tahun telah berlalu
cermin itu telah kusam dan retak-retak
aku berkaca lagi di depan cermin itu
ku hayati dalam-dalam
aku terkejut bukan kepalang
wajahku terpetak-petak !
Seperti rasa hatiku yang terkotak-kotak
aku makin ngeri dan ketakutan
di dalam cermin itu
bibir tuaku tersenyum
dengan senyuman yang tak lagi menawan.

Ku sangka diri ini bahagia
dengan keagungan dan kemuliaan yang dibangga-banggakan
ku kira diri ini penuh keindahan dan keabadian
ternyata jasad rapuh ditelan usia.

Aku gelap mata
cermin itu aku banting
hancur berantakan
hilang bayang wajahku
musnah senyum nestapaku.

Cermin
saksi kejujuran
tunjuki aku gambar sebenarnya
mestinya
bukan hanya kepadamu aku mengaca
tiap orang lain adalah cermin
alam semesta adalah cermin
kegagalan dan keberhasilan adalah cermin
mengajari kita bijaksana.

Cermin
telah hancur berantakan
serpihmu membiaskan sinar
hati kecilku mendapat cahaya penerang
meski hancur, kau tetap cermin
yang teguh dalam kejujuran.


Jakarta
29 Oktober 1995

- - -
Created By CentralSitus

KHALWAT

Ada rinduku datang tiba-tiba
oh kekasihku
tapi kau tak mencintaiku lagi
mungkinkah ada kau dan aku
dalam seia sekata ?

Ku reguk secawan air kehidupan
asap dupa mengepul menyapa langit
oh kekasihku
mestinya ku sanjung dirimu sepanjang siang sepanjang malam
tapi tanpa cintamu
apa arti ?

Ku reguk lagi seribu air kehidupan
tenggorokan haus ini bagai disiram air hujan
tapi tanpa kasihmu
jiwa ini tetap gersang, bukan ?

Oh kekasihku
tiada lagi air kehidupan
hanya cangkir kosong hampa tersisa
terbias di dalamnya wajah duka nestapa.

Ini rinduku masih ada
tapi tiba-tiba menjadi dendam kebencian
cinta itu apa,
di mana kasih sayang,
yang bercinta dan berkasih sayang
kehilangan makna !

Malam telah berlalu
azan subuh mengalun menggema
Duh Tuhanku
ternyata aku terjatuh pada sebuah prasangka
di antara bias cakrawala fajar
ternyata dalam siksaMu
ku temui keagunganMu.

Jakarta
29 Oktober 1995
- - -
Created By CentralSitus

Kamis, 14 Mei 2009

SIAPA MENGIRA

Siapa mengira
nikmat kehidupan berubah menjadi bencana
berharap perjalanan tanpa rintangan
tidur diselimuti mimpi indah
kanan kirh puji dan sanjungan.

Ini kehidupan tak selamanya indah,
nyata bukan ?
Bahkan dengan anak istri tersayang !
Kasihan pemuja cinta
amat menderita para pendosa
amat hina dihina
kekerdilan itu
amat durhaka !

Biarkan langkah kaki mencari jalannya
seperti burung-burung membelah angkasa
indah dan alamiah
celakalah burung dalam sangkar
terbelenggu dan terjajah.

Siapa sangka bayangan mata air itu
ternyata hanya fatamorgana
jiwa-jiwa gersang makin kehausan
burung-burung tak lagi bersuara
kembang kamboja luruh di tepi nisan
di sana ada kematian
menantikan kehidupan mengetuk pintunya.

Jangan pernah lagi menyangka
lidah ini kan bertutur selamanya
karena di sana ada kematian
tempat kehidupan bersaudara kembar dengannya
kematian itu nyata
seperti kehidupan ini nyata.

Bekasi
15 Mei 2009
Created By CentralSitus

Rabu, 13 Mei 2009

Di Persimpangan Jalan

Di persimpangan jalan ini aku berdiri
menunggu rantaumu kapan kan kembali
negeriku negerimu terbentang jarak
jauh sekali
tapi hatiku hatimu masih merekat
dekat sekali
itulah cinta
jarak dan waktu memisahkan
tapi kasih dan sayang mempersatukan
kerinduan dan pengharapan menjalin jiwa resah
menjadi kenangan indah.

Kapan cinta dan kasih dipertemukan kembali
laksana matahari senja dijemput malam sunyi
bersanding di pelaminan
bersatu di peraduan
mencurahkan kasih dan sayang
dalam bejana-bejana cinta.

Kapankah penantian ini mendapat jawab
di persimpangan jalan ini menunggu penuh harap
negeriku negerimu mengapa tak dipersatukan saja
agar jasad rindu ini
tak harus merasa dipisahkan.

Di persimpangan jalan ini
selalu ku pandangi wajah orang-orang
lelah lusuh berlalu lalang
di pojok rumah ini
juga telah ku tanam kembang mawar dan melati
berharap cintaku kan kembali
pada saat kembang mawar dan melati telah bersemi
berharap kelak kau suntingkan
seperti keindahan di malam pengantin.

Negeriku negerimu
terbentang jarak amat jauh
di persimpangan jalan ini penantianku tetap teguh
cinta ini tak kan luruh
rindu ini tak kan runtuh
menantimu kembali lagi
merajut kasih bersemi kembali.

Bekasi
14 Mei 2009
Created By CentralSitus

HALUSINASI

Kamis wage malam jum'at kliwon
ku tabur kembang dan ku bakar kemenyan
di sisi makam bundaku yang telah rapuh dimakan rayap
asap wangi dupa mengingatkanku pada kematian
yang dalam hidupku paling aku takutkan.

Kematian ?
Begitu mengerikankah kematian ?
Yang ditinggal menangis meratap-ratap
sambil tak lupa mengingat-ingat
seberapa besar kelak warisan yang didapat
sang arwah sendiri entah celaka entah selamat
tetangga sekampung turut memanjatkan doa
padahal ditanggung sendiri seluruh amal perbuatan
sewaktu hidup di dunia.

Aku terjaga
sebuah tangan lembut menjamah pundakku
ternyata aku bermimpi
yang membuatku tak bisa terlelap lagi.

Ah, kematian...
benarkah di dunia ini ada kematiam ?
Ku layangkan pandangan ke langit,
hanya kelam
tak ada bintang gemintang
ku sapa angin dingin yang menusuk tulang
kebekuannya mengantarkan aku pada sebuah pintu
tinggi dan kokoh
tertutup rapat
di bagaian mana aku mengetuknya
atau akan ku ucapkan salam saja
tapi sunyi tiada jawaban
desah nafas kecewaku musnah ditelan kegelapan
aku berpaling
aku galau
amat kecewa
entah mengapa
satu pertanyaan tiada jawaban
tiba-tiba ku dengar suara tawa menggema
ku sangka jin atau malaikat
hendak mencabut sukmaku
tidak !
Aku takut dijemput maut !
Tidak ?
Kematian sendiri aku tak tahu.

Aku terkejut
sebuah tangan lembut menyentuh pundakku
aku menggigil kedinginan
jatuh bergulingan
ternyata aku bermimpi
di saat aku bermimpi...

Jakarta
29 Oktober 1995
Created By CentralSitus

Selasa, 12 Mei 2009

BEJANA CINTA

Ku pandangi wajah orang-orang
berlalu lalang menunggu senja tiba
angin semilir mengabarkan resah
adakah peraduan malam
bagi jasad-jasad lelah
rindu bertumpuk
pada seribu hayalan dan impian
tak menyadari
usia tinggal setitik menjelang lapuk.

Orang-orang itu
adalah aku juga
mengeja sisa kesempatan
menekuni waktu detik demi detik
menjawab pertanyaan hidup
atau berpaling melarikan diri
meninggalkan kenyataan pahit.

Di penghujung malam
dalam sujud hanya bisa pasrah dan berdoa
semoga cucuran keringat tadi siang
menjelma menjadi bejana-bejana cinta
darinya mengalirkan kasih sayang
menyuburkan kehidupan yang layu
memekarkan kuncup kembang
wangi dan indah.

Ku pandangi lagi wajah orang-orang
yang tertidur terlelap dibaluti impian
wajah-wajah lelah
yang tak pernah putus asa
adalah wajahku juga
karena aku berkaca pada cermin
yang bercerita tentang guratan wajah
yang semakin tua.

Cerminku
berbicara tak dusta
matahariku
terbit kembali memberi terang
bejana cintaku
doa dan harapan...

Bekasi
13 Mei 2009
Created By CentralSitus

Senin, 11 Mei 2009

HAMBA BERTANYA

Senja itu
puncak Gunung Putri diselimuti kabut tipis
angin semilir bertiup dari timur
cakrawala di langit barat
semburatkan sinar merah jingga.

Ku nantikan purnama yang keperakan
malam ini ingin benar ku beri kesaksian
tentang keindahan panorama
tentang keagungan semesta alam
tentang jiwa-jiwa pengembara
tentang perasaan hati yang selalu gelisah.

Duh Tuhanku
tapi gerimis datang
kilat menyambar alam bergoncang
aku berlari ketakutan
aku takut ini kutukan
aku belum mau mati sia-sia !

Duh Tuhanku
tapi jalanan basah oleh air hujan
kaki tersandung batu
aku jatuh bergulingan
pelipisku berdarah
sakit perih
masih bisa ku tahan !

Duh Tuhanku
kemarahan ?
mengerikan !
mengapa malam ini mesti hujan
tubuhku basah kuyup, menggigil kedinginan
demam dan kesakitan.

Tenyata malam ini
tak seindah yang ku duga
tenyata malam ini
lebih indah dari yang ku bayangkan
dalam ketakutan dan ketidakberdayaan
Kau ingatkan aku agar tak congkak dan gegabah.

Duh Tuhanku
hamba jadi bertanya-tanya
begitu njlimetkah kehidupan manusia
demi keinginan dan kemegahan
manusia rela menyeberangi lautan
membelah gunung dan merambah belantara
Duh Tuhanku
apakah hamba ini berdosa
bertanya ini dan itu pada siapa saja
ayah bundaku telah mengajarkan kata-kata
kini kepadaMu berharap
agar dapat hamba mengeja alam semesta
jangan Kau penjarakan hati hamba
begitu ruwet melihat orang-orang pintar
tapi tak dapat membedakan halal dan haram
yang agung dan jahiliyah.

Duh Tuhan
gerimis masih berkepanjangan
perkenankan raga lelah ini
melepas penat dan bersujud di pembaringan
hamba ingin jiwa ini suci kembali
seperti dulu dilahirkan ayah bunda
Duh Tuhan
inilah jiwaku
inilah ragaku
ku pasrahkan semuanya.

Bogor
20 Oktober 1995
Created By CentralSitus

HAMBA BERTANYA

Senja itu
puncak Gunung Putri diselimuti kabut tipis
angin semilir bertiup dari timur
cakrawala di langit barat
semburatkan sinar merah jingga.

Ku nantikan purnama yang keperakan
malam ini ingin benar ku beri kesaksian
tentang keindahan panorama
tentang keagungan semesta alam
tentang jiwa-jiwa pengembara
tentang perasaan hati yang selalu gelisah.

Duh Tuhanku
tapi gerimis datang
kilat menyambar alam bergoncang
aku berlari ketakutan
aku takut ini kutukan
aku belum mau mati sia-sia !

Duh Tuhanku
tapi jalanan basah oleh air hujan
kaki tersandung batu
aku jatuh bergulingan
pelipisku berdarah
sakit perih
masih bisa ku tahan !

Duh Tuhanku
kemarahan ?
mengerikan !
mengapa malam ini mesti hujan
tubuhku basah kuyup, menggigil kedinginan
demam dan kesakitan.

Tenyata malam ini
tak seindah yang ku duga
tenyata malam ini
lebih indah dari yang ku bayangkan
dalam ketakutan dan ketidakberdayaan
Kau ingatkan aku agar tak congkak dan gegabah.

Duh Tuhanku
hamba jadi bertanya-tanya.

Bogor
20 Oktober 1995
Created By CentralSitus

GADIS DI BALIK PINTU

Siapakah gadis di balik pintu itu
timbul tenggelam bersama perjalanan waktu
gaun putih suci
rambut sutra, indah terurai.

Aku tahu
itu adalah engkau
yang kemarin pagi menyentuh jantung hatiku.

Angin spoi-spoi
kau memandang ke penjuru langit
bola mataku menatap tak lalai
pada kelincahanmu indah permai.

Relung kalbuku mencari-cari sesuatu
ada sepetik cinta yang tersisa
adakah dia tahu perasaan hatiku
lembar cinta ini telah lama beku.

Gadir di balik pintu
ku sangka engkau bidadari
ternyata hanya mimpi yang membuai
kau pergi dan tak pernah kembali
pada kekasihmu yang kau miliki.

Bøgør
10 Agüstüs 1995
Created By CentralSitus

CERITA CINTA SANG PENYAIR

Sang Penyair
bercerita dalam bayang-bayang
setitik rindu menjadi kidung doa
beralun tiap malam.

Dalam kesendirian
rindu jadi bayang-bayang
kisah kasih mengisi jiwa
seakan jiwa saling memiliki
seakan dua jiwa bersatu abadi.


Sang penyair
bercerita dalam hayal
mencari kekasih abadi
tapi tak pernah sempurna.

Sang penyair
penuh harap
penuh cita-cita
sampai mati.

Bogor
14 Juli 1995
Created By CentralSitus

MAWAR DALAM GELAS

Setangkai mawar dalam gelas
telah layu dan mati
warna jingga yang dulu berseri
kini telah pucat pasi
aku rasakan aromanya tak lagi mewangi
keindahan yang dulu ada
pupus kini.

Andai saja
ku dapati lagi mawar yang segar berseri
tentu kan ku suntingkan untukmu
ku hiaskan di rambut sutramu
agar kau hayati keharumannya di kalbu
tentu kau rasakan keindahannya
seperti ku sanjung keanggunanmu
di kalbuku.

Tapi aku takut
tiap kali mawar aku petik
tiap kali pula dia akan layu
seperti kisah-kisah beku di hatimu.

Ku pandangi lagi mawar dalam gelas itu
kelopaknya jatuh satu-satu
keindahan luruh
keharuman runtuh.

Mawar dalam gelas
saksi bisu setangkup rindu
mengiring cintamu yang telah berlalu
mawar dalam gelas
keindahan yang terbuang
mati sia-sia.

Bogor
14 Juli 1995
Created By CentralSitus

MAWAR DALAM GELAS

Setangkai mawar dalam gelas
telah layu dan mati
warna jingga yang dulu berseri
kini telah pucat pasi
aku rasakan aromanya tak lagi mewangi
keindahan yang dulu ada
pupus kini.

Andai saja
ku dapati lagi mawar yang segar berseri
tentu kan ku suntingkan untukmu
ku hiaskan di rambut sutramu
agar kau hayati keharumannya di kalbu
tentu kau rasakan keindahannya
seperti ku sanjung keanggunanmu
di kalbuku.

Tapi aku takut
tiap kali mawar aku petik
tiap kali pula dia akan layu
seperti kisah-kisah beku di hatimu.

Ku pandangi lagi mawar dalam gelas itu
kelopaknya jatuh satu-satu
keindahan luruh
keharuman runtuh.

Mawar dalam gelas
saksi bisu setangkup rindu
mengiring cintamu yang telah berlalu
mawar dalam gelas
keindahan yang terbuang
mati sia-sia.

Bogor
14 Juli 1995
Created By CentralSitus

MAWAR DALAM GELAS

Setangkai mawar dalam gelas
telah layu dan mati
warna jingga yang dulu berseri
kini telah pucat pasi
aku rasakan aromanya tak lagi mewangi
keindahan yang dulu ada
pupus kini.

Andai saja
ku dapati lagi mawar yang segar berseri
tentu kan ku suntingkan untukmu
ku hiaskan di rambut sutramu
agar kau hayati keharumannya di kalbu
tentu kau rasakan keindahannya
seperti ku sanjung keanggunanmu
di kalbuku.

Tapi aku takut
tiap kali mawar aku petik
tiap kali pula dia akan layu
seperti kisah-kisah beku di hatimu.

Ku pandangi lagi mawar dalam gelas itu
kelopaknya jatuh satu-satu
keindahan luruh
keharuman runtuh.

Mawar dalam gelas
saksi bisu setangkup rindu
mengiring cintamu yang telah berlalu
mawar dalam gelas
keindahan yang terbuang
mati sia-sia.

Bogor
14 Juli 1995
Created By CentralSitus

PANDANGAN

Lewatmu jalan sederhana
mula dipandang kasih pun ada
ketika jiwa bersuara
tiada kata tertulis selain puji sanjungan.

Kita hanya saling pandang
seakan diri paling kecewa
seakan yang dipandang paling bahagia.

Sebenarnya
tiada beda antara aku dan kau
sama-sama jiwa berjiwa
dengan seribu problema.

Sama antara aku dan kau
pernah menangis dan tertawa
pernah terpuji dan dihina.

Di mana cinta suci
di mana kebahagiaan sejati
itu yang perlu kita hayati.

Bogor
21 Juni 1995
Created By CentralSitus

Minggu, 10 Mei 2009

SENDIRI

Ku rasakan hari ini menjadi sunyi
saat kau pergi
padahal sebelum kau ada
jiwa ini tak pernah merasa sendiri.


Sebuah pertemuan
bersatunya jiwa-jiwa
menyulam resah menjadi riang
mengukir kata-kata menjadi kenangan.


Mengapa
mesti resah jiwaku malam ini
di hari yang lalu
kau jadi tempat pelipur lara
bertutur kata dengan rangkaian kata mutiara.


Mengapa
di saat kembali hati ini sendiri
seakan telah hilang cinta yang suci.


Bogor
23 Juni 1995

- - -

Created By CentralSitus

PAHLAWANKU

Diserbu
kau menerjang dan berlari
menantang beribu peluru
dengan kerikil batu.


Pahlawanku gagah perkasa
semangatmu membara membelah angkasa
luka di sekujur tubuh tak peduli
amarah mendidih menerkam penjajah pertiwi.


Dor....! dor...!
Kau tetap berlari
menyambut musuh yang tegap berdiri
bagai kuda jalang kau menyepak menerjang
bagai pertapa tua kau sakti mandra guna.


Dor...! Dor... !
Sebutir peluru memecah tulangmu
menghamburkan darah dan bening sumsum-mu
tapi semua musuh diam termangu
mau makin tegar bahkan beringas
sebilah belati atas nama Palestina
sebilah belati bernafaskan kalam Illahi
membabat dan menerjang berani
darah-darah musuh berhamburan
kau pekikkan kata-kata Allaahu Akbar !
Merdeka Palestina !
Ke penjuru dunia keras menggema
kau pun gugur di bumi persada
maut menjemput duhai Syuhada...


Tapi jiwa dan semangatmu bagai bunga
harum mewangi menaburi bangsa
kau korbankan jiwa dan raga
demi bumi Palestina ini merdeka.


Selamat jalan pahlawanku
segenap nisanmu dikenang tinta emas sejarah
segenap ruh jihadmu kamilah yang mewarisinya
damailah pahlawanku
bumi Palestina yang kau perjuangkan
kelak bertabur emas dan permata
kemerdekaan dan kedamaian memang harus diperjuangkan
harum kuntum doaku mencapai sorgamu
kemuliaanmu, kemuliaan kita semua.


Bogor
21 Juni 1995

Di dedikasikan untuk perjuangan rakyat dan Bangsa Palestina.

- - -


Created By CentralSitus

FATAMORGANA

Senja berkelana jauh
matahari bersauh di balik hamparan cakrawala
ku intip bayangmu bidadari, di masa lalu
tak ada yang dapat ku terka
selain kenangan kelabu.


Kau adalah bayangan fatamorgana
melolong jerit penyesalan tak berguna
kau adalah sejarah masa lalu
dimana aku tak lagi merasakan nikmatnya cinta.


Ini adalah senja yang kelabu
lisanku terpasung kelu
hati telah membatu
senyum manis telah membeku
tapi aku tak akan peduli !


Oh
inilah penyesalan terakhir
di saat cakrawala menjadi gelap
ku nyalakan lilin putih yang tinggal satu
bilik kamar sunyi tempat terpaku diri.


Inilah saatnya ku raih keyakinanku kembali
pada saat belum juga ku temui diriku sendiri
meski cahaya lilin tiada lagi
seperti hilangnya dirimu dari bandara hati.


Oh malam begitu sunyi
terlalu suci untuk ku nodai
oh cintaku suci
lahirlah kembali agar dapat ku rengkuhi
oh tirai malam yang dingin
singkapkan jalang hati ini
agar hilang bersama angin
aku rindu keramahan
aku rindu kedamaian...


Jakarta
4 Januari 1995

- - -


Created By CentralSitus

JANIN-JANIN PERAWAN

Di sudut keremangan
ini zaman tak lagi perawan
keangkuhan dan kerakusan manusia
memperkosa bumiku siang malam
bumiku menangis
bumiku menjerit
kaki-kaki berlumpur
dosa merayapi kepiluannya
menaburi kegersangannya dengan curahan dosa dan malapetaka.


Bumiku merana
hamparan suburnya menjadi comberan
tempat pendosa melempar janin-janin perawan
malamnya berpesta pora
memperturutkan birahi penuh aib
birahi zina !!


--
Created By CentralSitus

KEMARAHAN

Kemarahan bagai bara api
membakar kasih sayang menjadi sirna
dunia yang lapang menjadi sempit
cantik rupawan menjadi tampak bengis.


Kemarahan mengapa diagungkan
mahligai indah menjadi binasa
jangankan indah bertutur kata
seluruh cerita kehidupan
akan tergambar berwarna hitam.


Siapa menjadi korban kemarahan
lebih baik diam dengan tenang
dan basuhilah dengan air kesucian.

--
Created By CentralSitus

MENGENAL DIRI SENDIRI

Kenalilah dirimu sendiri daripada meneliti dan mencari-cari aib dan
kesalahan orang lain.

ALLAH MENGUJI KITA

Kalau kita mengaku beriman kepadaNya, maka kita pasti mendapat ujian
untuk menguji pengakuan keimanan kita kepadaNya.
Bersyukurlah orang yang mendapat ujian karena pada hakikatnya Allah
sayang kepada kita.

KEHIDUPAN DAN KEMATIAN

Hidup dan mati diciptakan oleh Allah kepada manusia agar menjadi
pelajaran dan agar dapat diketahui mana yang paling baik amalnya.

KEDAMAIAN

Malam begitu sunyi
jam dinding berdentang dua belas kali
sepotong cinta telah terbuang tadi siang
aku sendiri lagi.

Tak perlu lagi kutaburi dupa-dupa
agar harumnya membagi duka
karena kau tak pernah mengerti
selama ini tak pernah kunikmati kedamaian.

Kedamaian ?
Kau kira seperti terlelap tidur di ranjang ?
Atau jazad rapuh yang terkubur ?


Oh jiwa nestapaku
semoga esok matahari bersinar
dan jiwaku mendapat kedamaian.

Aku makin gelisah
asap rokokmu
mengepul merayapi dinding malam
mengingatkanku kau menghinaku
tadi siang...

Gunung Putri-Bogor
28 Juni 1995
Created by CentralSitus

TRAUMA

Hari menjelang senja
lentera padam ini aku bawa berlari
mencari setitik api.

Menelusuri kabut berembun
matahari jingga membiaskan pelangi
aku teringat
malam kemarin aku dalam kegelapan
mengapa gelap malam nanti
mesti kutakutkan ?

Aku takut mimpi buruk lagi
sedangkan burung-burung hantu
selalu menyanyikan lagu-lagu misteri.

Duh Gusti
sampai kapan resah ini berakhir
belum lagi ku sanjung DiriMu setinggi langit
aku termenung sendiri
menjalani trauma hidup berkali-kali.


Gunung Putri-Bogor
21 Juni 1995
Created by CentralSitus

DESAH NAFAS KECEWA

Kau hanya memandang diriku
dari jauh
tanpa kata-kata.

Biar
agar kau tak dengar desah nafas kecewaku.

Dalam perjalanan waktu
orang-orang silih berganti
tak terasa
beribu lelaki telah kau dekapi.

Menyakitkan
mimpi buruk paling menakutkan !

Di persimpangan jalan itu
tak lagi kau tatap wajahku
pergi dan menjauh.

Biar
agar kau tak dengar desah nafas terakhirku...

Jakarta
3 Desember 1994
Created by CentralSitus

PERTENTANGAN

Tak ada yang tidak menjadi misteri
kau dan aku selalu menjadi misteri
tak pernah ada yang tahu
kau dan aku dalam pertentangan.

Sesungguhnya kita merdeka
tapi berulang kali kita terjajah
berulang kali kau katakan jiwamu resah
tapi
tak pernah ada yang tahu aku lapar
padahal alam ini hijau raya
merasa kedinginan padahal tak ada hujan
haus dan lelah berkepanjangan
merasa mati padahal nafas masih terengah-engah.

Dalam kegalauan ini
tidak sepatah kata ku ucapkan
ingin ku terbang, betapa dunia ini sempit
denganmu bertambah hari kian membagi jarak
dari jiwa ke jiwa
kau dan aku bimbang mencari kedamaian.

Jakarta
2 November 1994
Created by CentralSitus

WANITA-WANITA DI LORONG MALAM

Wanita-wanita tanpa suara
diam terpaku merenungi malam
bau parfum menebar di ruangan
aroma suci bagai di dalam sorga.

Padahal mereka dalam kegalauan
hati berontak menangis meratap-ratap
menyapa tiada kata
kepada siapa berbagi rasa
mengapa begitu hina nasib menjadi kupu-kupu malam.

Entah karena kesengajaan
tangan menggapai-gapai seperti buta mata
bagai cacing-cacing lemah merayapi malam
kemudian lelaki-lelaki jalang menjamah dirinya
merengkuh dengan selembar rupiah
melempar ke lembah hitam.

Hati telah terlanjur terluka
perjalanan hidup terlanjur bernama nestapa
orang-orang suci tak sudi memandang
jerit kepiluan mengalun di langit hampa.

Tapi mengapa menjadi putus asa
dan mereka tak mencoba mengerti
bahwa Tuhan Maha Pengampun dan Maha Pengasih ?

Jakarta
19 Oktober 1994

Created by CentralSitus

Sabtu, 09 Mei 2009

BANDARA HATI

Menelusuri tepian pantai
dari satu muara ke lain muara
menikmati nyanyian burung belibis
yang terbang rendah
di antara pucuk-pucuk gelombang.


Dalam perjalanan ini apa yang ku cari
asmara kasih telah patah hati
nyanyian kerinduan telah terpisah dari badan
jasad ini memuja cinta
cinta terlarang !


Di mana bandara hati
tempat ku hamparkan selembar sajadah
dalam balutan lumpur ini aku juga tahu ini dosa
dosa anak manusia yang durhaka
tak mungkin bukan aku berkubang selamanya ?
Mumpung masih ada sisa usia !


Di manakah bandara hati
tempat aku tidur terlelap sejenak
melepas keinginan hidup yang melelahkan.


Tuhan,
dalam siksaMu
ku hikmati keagungan Mu

BENALU

Betapa malunya seorang anak manusia
yang telah sempurna penciptaannya
ternyata tak patuh tak tabah
hari demi hari dilalui
berbagai tahun telah berganti
hanya termenung dan merajut mimpi-mimpi
tanpa karya yang membuahkan hasil.

Angan angan membumbung setinggi langit
mengepul bersama asap rokok menyapa ruang hampa
hidup begitu makmur dan damai
lebih kaya dari orang berada
lebih cerdik dari orang pandai
lebih tampan dari orang hina
lebih mulia dari orang jelata
tapi ayah bunda menjadi tambatan harapan
saudara dan teman menjadi tempat meminta
perjuangan tiada pengorbanan tiada
betapa hina dina hidup bagai benalu
tapi mulut rakus mengecap makanan penuh kenikmatan
mata tertidur
terbuai mimpi dikelilingi bidadari-bidadari sorga.

Mengapa tak menyadari
cobaan yang ada pada diri sendiri
bahwa segala keadaan adalah ujian
keburukan dan kebaikan
kekayaan dan kemiskinan
kehinaan dan kemuliaan
keimanan dan kekufuran
kematian dan keìdupan
dijadikan untuk mengetahui
siapa yang terbaik amalnya di antara manusia
dimana kemampuan berfikir
untuk apa tangan dan kaki diciptakan
hanya untuk menjadi benalu bagi orang lain ?

Lihatlah ayah bunda
mata sayu sambil mengelus dada
kulit keriput
pakaian sepotong melekat di badan...
...selalu berkata, janganlah kau menjadi benalu bagi orang lain.

Pemalang
17 September 1994

- - -

Created by CentralSitus
=0
Afor
www.semesta-islam.blogspot.com
www.CentralSitus.blogspot.com

Jumat, 08 Mei 2009

MAYA

Ku cari wajah-wajah cinta
di antara bimbang dan kepasrahan
ku nikmati rindu dendamnya
keindahan yang memikat
ternyata hanya bayangan maya.


Di ujung pagi melepas mimpi
badan berdiri dari pembaringan
berjalan tertatih-tatih
menuju ke lain mimpi.


Benarkah ini sebuah pilihan
atau sekedar mengurutkan angka-angka
jangan biarkan usia ini lapuk, Tuhan
aku juga ingin bahagia.

BALADA SELASA MALAM

Wajah-wajah cinta
berdiri dari pembaringan
lelah jiwa raga
layu dan terbuang.


Matahari tak menampakkan sinarnya
wajah-wajah cinta
tampak bagai wajah kriminal
jahat dan jahiliah.


Keadilan untuk siapa ?
Kasih sayang terbuang percuma !
Sungai kering
air mata kering
tangisan tak bersuara !


Biarkan hati nurani ini bercerita
jangan acungkan belati hingga lidah gagap bersuara
biarkan kaki ini melarikan diri
melepas kehinaan yang melelahkan !


Bunuh diri, tidak bukan ?
Tapi kebekuan ini membunuhku seribu kali
seribu kali hidup dan mati
seribu kali makin tak ku mengerti
siapa diri ini


Wajah-wajah cinta
berdiri dari pembaringan
kering dan pasrah
putus asa !

Kamis, 07 Mei 2009

Assalaamu'alaykum wr wb

Assalaamu'alaikum.
Apa kabar Indonesiaku
apa kabar tanah airku
Apa kabar sahabat-sahabat semua
semoga kesejahteraan di limpahkan oleh Allah SWT kepada kita semua.

Selasa, 05 Mei 2009

APA KABAR TANAH AIRKU ?

Dari balik jeruji penjara ini aku mengintip
di luar sana langit mendung
awan bergulung menutupi bumi merdeka
apa kabar bangsaku !
apa kabar tanah airku !


Di luar sana rakyat bersorak
hujan mengguyur di tanah yang telah lama gersang
kemarau berlalu tersibak keramahan
dari bilik penjara ini aku bersyukur
masih banyak Rahmat dicurahkan.


- - -

Created By CentralSitus
for www.semesta-islam.blogspot.com
(Team Assalaam)

Aku Pada Pujaanku

Kepadamu Ku bacakan mantra-mantra
tapi aku takut kau mandraguna
ku bisikkan rayuan kata-kata
tapi aku takut kau pengagum realita
ku baitkan syair dan puisi
tapi aku takut kau pujangga mulia
ku impikan kau dalam peraduanku
tapi aku takut kau benci hayalan-hayalan.


Akupun tak berbuat apa-apa
aku mesti diam ?


Diamku tanpa mantra-mantra
tanpa bisik rayuan
tanpa puisi
tanpa impian
bahkan tanpa keberanian.


Itu cintaku
menjadi angin yang gersang
dan kau makin garang
jauh dan terbuang.


Ternyata diamku tak berguna
dan segalanya tak bermakna
tak ada kesetiaanku
kearifan menjadi debu yang beterbangan
dan cinta di hatiku
menjadi rasa penuh kehampaan.


Jakarta
4 September 1994

- - -

Created By CentralSitus
for www.semesta-islam.blogspot.com
(Team Assalaam)

Tuhan

Tuhan
malam ini aku merenung
menghikmati ketetapanMu.


Tuhan
suka duka di jiwaku
tangis, darah dan air mata
semua milikMu
aku adalah firmanMu
aku adalah ketetapan suciMu.


Kau hembuskan RahmatMu
menjadi desah nafasku
dan dalam ajalku
Kau jemput aku dengan amal yang aku miliki.


Jakarta
2 Mei 1994

TEGAR

Gelora timbul tenggelam
antara mati suri dan mekar bersemi
kaki melangkah kadang tertusuk duri
berdarah dan perih sekali.

Pada sebuah cita-cita manusia menggantungkan harapan
berjuang dan berdoa makanan tiap hari
kemudian bila kegagalan datang
hidup seakan tak berarti lagi.

Jangan berputus asa
jangan pernah lelah berdoa
sabar itu tiada batas
berharap itu indah
dan tegar itu mulia.

Jadikan kegagalan sebagai obat
meski pahit tapi penuh hikmah
hidup ini siapa yang pegang
kalau bukan karena Allah bisa apa kita
kelemahan kita
itu kelebihan kita !

Tuhan,
campakkan putus asa ini
tampakkan mimpi ini
cengkramkan hati ini
jangan biarkan kalah
atau mengalah pada kehidupan hina ini
beri aku sujud
beri aku cinta
beri aku syukur
beri aku kasih sayang.

- - -

Created By CentralSitus
for www.CentralSitus.blogspot.com and Team Assalaam.

SEPARUH NYAWA

Cinta adalah separuh nyawa
yang ku belah dari lubuk hati paling dalam
ku persembahkan sebagai tanda setia
dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Kekasih bagiku adalah segalanya
ada suka ada duka
bercumbu dalam bejana kasih sayang
bertabur kembang wangi bergelora.

Dalam sunyi malam
cinta adalah surga
tempat bidadari bernyanyi dan memuja
cinta adalah gairah
separuh nyawaku bertahta sudah.

Di bawah matahari senja
separuh nyawaku memanggil cinta
separuh yang lain lelah sudah
ini cerita berubah sudah
pelangi dan purnama menggugat cinta
cinta mati
cinta di lara.

Nyawaku
jiwaku
kosong tak berbejana
bertumpah ruah sumpah serapah
ini hari kemana keagungan cinta
tawa dan tangis tak berarti sudah.

Inilah kehidupan
warnanya tak sebening telaga
sumpah dan janji tak selamanya indah
bagai mawar berduri
menjamahnya perih
cinta terluka
cinta berdarah.

Oh bandara hati
oh kalbu yang sunyi
kemanakah isak tangis
ini air mata kering sudah
ini cinta terlarang sudah.

- - -


created by CentralSitus
for www.CentralSitus.blogspot.com and Team Assalaam.

Senin, 04 Mei 2009

Tuhan, Beri Aku Sujud

Aku
adalah kecil di mataMu
bagai debu di tengah padang pasir.


Aku adalah firmanMu
dengan sehelai nyawa jauh mengembara
pada permadani alam raya
aku adalah ketetapanMu
kadang khilaf
kadang takabur.


Pada segudang rahmat memburu
padahal sesuap nasi cukup menegakkan tulang punggungku
di malam ini aku meminta,
Tuhan, berikan aku cinta
berikan aku sujud

--
Created By CentralSitus

Kasih Sayang

Kasih sayang adalah indah
lebih indah dari mawar yang merekah
kasih sayang menciptakan berkah
keikhlasan dan kebahagiaan.


Berapa banyak orang mendamba kasih sayang
rela memanjat gunung dan menyeberangi lautan
sungguh kasih sayang mahal harganya
harta dan nyawa turut dikorbankan.


Di mana orang membeli kasih sayang
hanya pada jiwa yang suci dan sabar
di mana orang mencurahkan kasih sayang
pada kekasih hati menjadi pujaan.


--
Created By CentralSitus

BINTANG MAHARANI

Di bawah matahari senja
ketika kuntum sedap malam bermekaran
ku sebut namamu Bintang ,
Bintang Maharani.


Di pematang sawah ini aku berlari
titik embun di pucuk daun padi
berpendar semburatkan warna pelangi
burung pipit bernyanyi
hinggap bergembira di batang padi yang menguning
ini kisah cintaku di masa kecil
masa indah penuh wangi bunga
bersama Bintang Maharani.


Bintang Maharani
di mana engkau kini
dulu menghalau pipit bersama
di hamparan sawah yang menguning
dulu sekolah bersama
dan engkau selalu jadi pujaan
karena engkau adalah bintang
bintang kelas
Bintang Maharani.


Bukankah telah kita berjanji
cinta itu abadi
dan jiwa kita tak terpisahkan
di bawah matahari senja ini aku mencari
di ujung pematang ini aku menanti
sambil bernyanyi la..la..la
seperti dulu pernah kita nyanyikan.


Matahari senja telah berganti
purnama keperakan di arak awan-awan putih
bintang gemintang bersinar berseri
mengiringi malam menjemput impian
di peraduan sepi ini aku berdoa
semoga kelak jiwa kita di persatukan
dan dapat ku bermimpi
mimpi bertemu Bintang Maharani
yang kini telah bersemayam
di sorga yang abadi.

Minggu, 03 Mei 2009

PERMAISURI

Di ujung suaraku kau ku panggil
hati ini menggigil hendak menggapai
kau permaisuriku hilang kini
melintasi pematang menyibak ilalang
benarkah senja semburatkan merah tembaga
permaisuriku hilang sudah.


Oh raja diraja
oh jiwa berjiwa
oh cinta prahara duka
oh kelana pupus sudah
ini mawar berduri di taman
melati seroja pengantin sirna
kemana kelelawar mengepakkan sayapnya
burung malam berhenti bersahutan.


Ku berlari hendak meraih
bejana cintaku bertumpah air
di persimpangan musim
Permaisuriku meratap menangis
ini mahkota bertahta apa
ini singgasana
kencana siapa..


Oh raja diraja
oh kepiluan meratapi apa
oh darahku terlelap sudah
oh permaisuriku bidadari sudah
oh kemenanganku sempurna sudah
oh kematianku dekat sudah...

PERMAISURI

Di ujung suaraku kau ku panggil
hati ini menggigil hendak menggapai
kau permaisuriku hilang kini
melintasi pematang menyibak ilalang
benarkah senja semburatkan merah tembaga
permaisuriku hilang sudah.


Oh raja diraja
oh jiwa berjiwa
oh cinta prahara duka
oh kelana pupus sudah
ini mawar berduri di taman
melati seroja pengantin sirna
kemana kelelawar mengepakkan sayapnya
burung malam berhenti bersahutan.


Ku berlari hendak meraih
bejana cintaku bertumpah air
di persimpangan musim
Permaisuriku meratap menangis
ini mahkota bertahta apa
ini singgasana
kencana siapa..


Oh raja diraja
oh kepiluan meratapi apa
oh darahku terlelap sudah
oh permaisuriku bidadari sudah
oh kemenanganku sempurna sudah
oh kematianku dekat sudah...

Sumber Penyakit

Penyakit lahiriah yang dialami manusia seperti jantung, ginjal, sesak
nafas pusing dan sebagainya sebagian besar bersumber dari sebab batin,
meski banyak pula sebab-sebab dari luar seperti terkena virus, cuaca,
kecelakan dll.
Penyakit yang bersumber dari masalah batin dapat kita ambil contoh
seperti peristiwa penodongan yang dialami oleh Si A. Sebelum Si A
ditodong, dia adalah orang yang sehat dan periang. Pada saat terjadi
penodongan, Si A ditodong pada bagian perutnya dengan sebilah belati
yang mengkilat dan sangat tajam sambil digertak dengan ucapan kasar
"harta atau nyawa !". Menyadari jiwanya terancam, tanpa berfikir
panjang Si A pun menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepada si
penodong. Setelah penodong kabur dengan harta rampasannya, barulah Si
A mulai mengendalikan perasaan dan fikirannya serta merenungkan apa
yang baru saja ia alami. Setidaknya ada beberapa perasaan negatif yang
menguasai Si A, ia berandai-andai jika saja dia tidak menyerahkan
hartanya, beberapa kemungkinan bisa terjadi pada dirinya seperti dia
akan mati dengan usus terburai, atau dilukai dengan rasa sakit yang
luar biasa. Tapi yang terjadi adalah dia menyerahkan hartanya dan dia
sudah tidak punya apa-apa lagi. Kalut dan stres menguasai dirinya,
takut dan menyesal mengapa ini terjadi. Bila perasaan seperti ini
selalu hadir dalam fikirannya, akan pusing kepala dia. Tidak nafsu
makan, tidak lelap tidur, selalu mimpi buruk, dan menjadi sakitlah
dia. Walau minum obat dari dokter, barangkali hanya menurunkan demam
tinggi sementara, tapi demamnya hati dan fikiran adalah sumber
penyakit sesungguhnya yang tidak dapat diobati dengan obat dari
dokter, selama kecemasan dan kekecewaan belum terobati, maka penyakit
lahiriyah tadi akan terus berulang, terus berulang sampai kemudian Si
A mati membawa sakit hati....

Sabtu, 02 Mei 2009

KERESAHAN

Di beranda ini
di bilik rumah yang rapuh ini
kunikmati keresahan ini sendiri.


Ini saatnya kugali arti kehidupan kembali
pada saat jiwa dipisahkan dari kasih sayang
sakitnya bagai ruh lepas dari badan
di mana suara tangis anakku
hanya kunikmati dari hayalan bertabur mimpi
angkara
kesombongan
dan kebodohan
menghapus cerita cinta seribu purnama
melupakan penderitaan bersama
mencampak janji seiya sekata
lebih baik sendiri
hingga menjemput mati.


Aku bukan dewa
dan bukan pemuja permaisuri
bukan pula pertapa tua
kata hanya tangis
sabda hanya kepasrahan
rindu hanya kedamaian
harapan hanya keresahan.


Di mana padang ilalang
tempat anak gembala mengais karma
di mana aku berpasrah
kau adalah amarah yang memerah
kau adalah seakan segalanya.


Inilah senja
saat di mana aku menghikmati perjalanan
ketika jiwa terpisah dari kasih sayang
ketika aku tiada lagi mengatakan
betapa indahnya matahari senja
untuk kita nikmati berdua.

KERESAHAN

Di beranda ini
di bilik rumah yang rapuh ini
kunikmati keresahan ini sendiri.


Ini saatnya kugali arti kehidupan kembali
pada saat jiwa dipisahkan dari kasih sayang
sakitnya bagai ruh lepas dari badan
di mana suara tangis anakku
hanya kunikmati dari hayalan bertabur mimpi
angkara
kesombongan
dan kebodohan
menghapus cerita cinta seribu purnama
melupakan penderitaan bersama
mencampak janji seiya sekata
lebih baik sendiri
hingga menjemput mati.


Aku bukan dewa
dan bukan pemuja permaisuri
bukan pula pertapa tua
kata hanya tangis
sabda hanya kepasrahan
rindu hanya kedamaian
harapan hanya keresahan.


Di mana padang ilalang
tempat anak gembal mengais karma
di mana aku berpasrah
kau adalah amarah yang memerah
kau adalah seakan segalanya.


Inilah senja
saat di mana aku menghikmati perjalanan
ketika jiwa terpisah dari kasih sayang
ketika aku tiada lagi mengatakan
betapa indahnya matahari senja
untuk kita nikmati berdua.

MENGENDALIKAN DIRI SENDIRI

Manusia banyak keinginan, itulah nafsu. Selagi keinginan itu baik dan
mampu memperjuangkannya demi ibadah dan mengharap ridlo Allah SWT maka
penuhilah. Tapi jika keinginan itu untuk kemegahan dunia, pamer atau
untuk tujuan yang tidak bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat,
maka keinginan itu harus dicampakkan.

ORANG-ORANG DURHAKA

Di antara orang-orang durhaka yang diancam oleh Allah dengan siksa api
neraka yang sangat pedih adalah istri yang membangkang dan tidak
berbakti kepada suami, orang yang tidak mau menjalankan ibadah wajib
dan berjanji akan melaksanakan kewajibannya bila hajatnya terpenuhi,
suami yang menelantarkan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, dan
orang-orang yang memburu jabatan karena motifasi kemegahan dunia.
Merekalah orang-orang yang celaka dan tertipu.

Rabu, 29 April 2009

HATI YANG TAWAKAL

Memahami hidup yang serba sulit ini, seseorang pada hakikatnya sedang
mendalami keindahan-keindahan hidup yang ditakdirkan oleh Allah. Tak
satupun manusia di dunia ini mengalami kesenangan atau kesusahan terus
menerus tanpa batas. Apa artinya menikmati kebahagiaan tanpa pernah
tahu apa itu kesusahan. Keduanya digilirkan kepada semua manusia baik
yang miskin maupun yang kaya. Di dalam hatilah letaknya kebahagiaan,
kuncinya adalah menerima setiap keadaan dengan lapang dada dan ikhlas.
Jika kita tidak membiasakan sifat menerima segala keadaan dengan
ikhlas di hati kita, maka hati kita akan dipenuhi dengan
penyakit-penyakit hati yang membahayakan seperti pemarah, iri hati,
dendam, pengadu domba dan sebagainya.
Karenanya biasakanlah diri ini untuk selalu bertawakal kepada Allah
dengan selalu bekerja dan beribadah kepadaNya. Maka celakalah
seseorang yang mau beribadah kepada Allah dengan mempersyaratkan
terpenuhinya hajat-hajat hidup di dunia. Tanpa kita mintapun seluruh
hajat hidup kita telah dipenuhi oleh Allah, tinggal bagaimana kita
mengelola dan mensyukurinya.

Selasa, 28 April 2009

Ada apa dengan pengamen

Bila dalam perjalanan dari Pekalongan menuju Jakarta atau sebaliknya,
harap waspadai keberadaan para pengamen yang berada di kota
Cirebon-Gebang-Indramayu, terutama pada saat jalanan sedang macet
karena adanya pelebaran jalan atau karena sebab lainnya. Kebanyakan
mereka berkelompok empat atau lima orang dengan memamerkan
tampang-tampang seram dan menyanyikan lagu-lagu pengamen jalanan yang
tidak punya nilai estetika sama sekali. Ungkapan mereka dari pada
mencuri atau merampok, dari pada nganggur tak punya pekerjaan karena
ijasah selembar tak berguna apa-apa adalah ungkapan bohong dan palsu
belaka. Merekalah manusia-manusia yang tidak mau dimanusiakan, menebar
ketakutan dan kebrutalan berbalut premanisme dan keputusasaan. Wajah
mereka tanpa cahaya, kecuali gelap dan kosong belaka. Masa depan
mereka suram diiringi doa sumpah serapah dan laknat dari para
penumpang bis kota jurusan Pekalongan Jakarta.
Hak setiap orang untuk mengais rejeki dan hak setia orang untuk
melakukan perjalanan dengan aman dan nyama.

MERENGKUH GUNUNG

Betapa besar cita-cita manusia, sebesar gunung yang tinggi menjulang.
Bila diri ini mampu tentu akan digenggam tujuh lapis bumi dan tujuh
lapis langit, hayalannya luas membentang menembus cakrawala, melintasi
galaksi maha perkasa, menembus langit gaib, misteri dan maha gaib.
Itulah manusia, tidak lebih kecil dari orang hutan dan tidak lebih
besar dari kerbau yang dungu, tapi dengan otaknya mampu terbang
meninggalkan burung-burung, dan menyelami dasar samudra yang tidak
pernah dijamah oleh ikan paus sekalipun. Tapi kesombongannya mampu
meruntuhkan gunung tembaga pura dan memuntahkam lumpur panas dari
dasar perut bumi.
Dengan sekali klik, kota New York pun dapat diluluhkan menjadi bubur
api dengan sebutir biji nuklir, dan dengan sekali klik, fitnah dan
virus kehidupan tersebar bagai air bah di dunia maya, menyerang
jantung kehidupan, membunuh hati nurani.
Inilah kehidupan, manusia dengan segala kemampuannya boleh berbuat dan
menjadi apa saja, menjadi baik atau buruk, beradab atau jahiliah,
sejauh manusia mampu rengkuhlah gunung, gapailah langit, galilah perut
bumi, petiklah matahari untuk bekal menuju kematian nanti.

--
Created By CentralSitus

INTAN

Memahami hidup, tergantung siapa yang menilai.
Hidup seperti intan berlian, indah dan mahal harganya, juga sulit dan
keras bila dipoles atau diasah.
Dan bila kita memandang hidup, seperti memandang intan, terkena cahaya
akan gemerlap berkilauan, tapi bila si buta yang memandang akan tampak
tidak ada apa-apa, hanya gelap selamanya.
Manusia jangan buta hatinya, memandang hidup tidak dengan penghayatan
dan perasaan. Jadikan hidup ini indah dan berharga agar kita menikmati
keberkahannya.
Dan jadikan Tuhan sebagai sandaran, karena sorganya kehidupan Dia yang punya.

--
Created By CentralSitus

PERJALANAN

Hari ini melakukan perjalanan dari kota Pemalang menuju kota Bekasi.
Perjalanan melintasi jalan pantura yang dulu dikenal dengan nama jalan
Daendles adalah kembali melakukan perjalanan panjang mencari rejeki di
negeri orang. Bukan karena di kampung halaman sulit mencari pekerjaan,
tapi manusia hidup punya arah dan tujuan yang harus diwujudkan demi
masa depan yang cerah. Manusia hanya berusaha dengan segala
kemampuannya yang ada, tapi Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Itulah
di antara hikmah perjuangan melintasi perjalanan waktu menjawab
tantangan hidup.
Sepanjang Jalan Pantura, dari Pemalang hingga Brebes, telah mengalami
perubahan baik lebarnya maupun pemberian median jalan untuk membentuk
lajur lalu lintas kendaraan satu arah. Semoga perjalanan di jalan
bermedian ini bertambah lancar dan tertib serta dapat menekan angka
kecelakaan lalu lintas.

--
Created By CentralSitus

PECUNDANG

Di kegelapan menelusuri jalan bebatuan
rembulan temaram tak lagi purnama
srigala hutan melolong panjang
ini ketakutan kian mencekam
ini kegelapan untuk siapa
jiwa merintih berkali-kali menjadi pecundang.


Di sini saja
di gua ini menjadi pertapa tua
mengasah talenta bertabur kembang kemenyan
ini mimpi mencari makna
mencari kasih sayang hilang terbuang.


Kepada anaku seorang
doa asa mengiring fajar
jangan putus asa buah hatiku
ini hidup menggali hikmah
bukan menggali kematian tanpa makna !


Pemalang
29 April 2009

PECUNDANG

Di kegelapan menelusuri jalan bebatuan
rembulan temaram tak lagi purnama
srigala hutan melolong panjang
ini ketakutan kian mencekam
ini kegelapan untuk siapa
jiwa merintih berkali-kali menjadi pecundang.


Di sini saja
di gua ini menjadi pertapa tua
mengasah talenta bertabur kembang kemenyan
ini mimpi mencari makna
mencari kasih sayang hilang terbuang.


Kepada anaku seorang
doa asa mengiring fajar
jangan putus asa buah hatiku
ini hidup menggali hikmah
bukan menggali kematian tanpa makna !


Pemalang
29 April 2009

Senin, 27 April 2009

ALPA

Seutas benang engkau ulurkan
dan engkau sulam menjadi sehelai kain yang terhampar
pada hamparan itu engkau lukiskan jiwa kita
dengan warna-warna yang indah.

Ketika itu aku memberontak
kekasihku
aku alpa
kau adalah punya bahasamu sendiri
dan kau adalah punya duniamu sendiri
yang tak dapat aku mengerti
karena tak pernah kau mengajari aku
mengeja arti guratan-guratan itu
agar aku dapat memahami apa itu cinta
dan apa itu kasih sayang.

Seutas benang tak lagi engkau ulurkan
tak ada lagi warna-warna yang kau lukiskan
kain itu telag membaluti lukaku
penuh bercak noda darahku
darah perjuanganku
darah peperangan melawan musuh-musuh bangsaku
dan ketika itu engkau ucapkan,
....inilah selembar cintaku
yang menghampar bersama kain suciku
sesuci cintaku padamu
pahlawanku....

Jakarta
21 Juli 1992

ISTANAKU

Istanaku
tempat aku berbaring dan berteduh
berdiri kokoh di puncak gunung
pilar yang kokoh seakan menyangga langit
singgasana emas
lantai perak
dinding bertabur permata
istanaku
bagai rumah dalam impian.

Istanaku
siapapun tahu
di dalamnya bersemayam Raja dan Ratu
akulah Sang Pangeran
putra mahkota pewaris tahta kerajaan penuh kemewahan.

Istanaku
tempat para abdi mengabdi
tempat para pejabat menghitung pajak
tempat para permaisuri memajang kembang
tempat rakyat kecil menyampaikan keluh kesah.

Istanaku
tapi kali ini dikudeta
tak ada raja
tak ada abdi
tak ada pajak
tak ada kembang
istanaku terbakar
istanaku hancur berantakan
putra mahkota mati
permaisuri binasa
kerajaanku luluh lantak
diterjang perang bratayudha

Puing istanaku
negeri jiwaku
sukma laraku
meratap menangis merintih
betapa galaunya kehidupan
ketika nafasnya terbagi-bagi
antara pengabdian dan pendurhakaan
ini jiwa merintih perih
ketika anak negeri telah mewarisi kekayaan
bukan kekayaan intan berlian, bukan
tapi kekayaan kebodohan
kekayaan kemiskinan
kekayaan kesalahan
kekayaan hitamnya sejarah.

Istanaku
ku bangun kembali puingnya menjadi kuil
tempat jiwa-jiwa mati dilahirkan kembali
tempat wajah-wajah pucat pasi bercermin
menggali kehidupan
dan menggali kematian
dengan kebenaran yang hakiki.

Pemalang
27 April 2009

Minggu, 26 April 2009

HIDUP

Hidup ini berjalan seperti air yang mengalir dari telaga
perjalanannya membawa kita ke tempat yang jauh
pada sebuah bibir samudra
di sana kita bertemu dengan lautan yang maha luas.


Kehidupan itu menapaki kerikil bebatuan
menelusuri belantara yang gelap
menerjang badai dan gelombang
merambah padang ilalang yang gersang
dan kita bersatu dalam suka dukanya
antara menerima anugrah dan menikmati musibah.


Nyawa ini mengirup segar udaranya
kemudian lisan mengucap syukur Alhamdulillah
betapa nikmat hidup diciptakan
betapa sayang hidup dibuang-buang.


Dalam sujud menghitung karuniaNYA
dalam dzikir menghikmati keagunganNYA
dalam keluh mengharap ampunanNYA .


Pemalang
27 April 2009

--
MUHAMMAD FIRDAUS SYARIFUDDIN

PERJUANGAN

Bila Engkau ingin tahu bahwa hidup ini akan memberikan makna kepadamu,
maka hikmatilah bahwa hidup ini adalah perjuangan, perjuangan di dalam
sunyi, juga perjuangan di alam yang membara. Nafsu dan keinginanmu
adalah api yang menyala-nyala, dengannya Engkau hidup, dan dengannya
pula Engkau ditimpa kehancuran bila Engkau tidak mampu
mengendalikannya.


Ingatlah bahwa perjuangan paling berat adalah perjuangan melawan hawa
nafsu dan perjuangan memelihara imanmu. Dan orang yang paling perkasa
di antara kamu adalah orang-orang yang dapat mengalahkan hawa
nafsunya.


Untuk dapat mengalahkan hawa nafsu, lihatlah dirimu sendiri, bahwa
Engkau hidup tak sendiri, Engkau punya Tuhan Yang Maha Kuasa,
berbaktilah kepadaNya dengan sepenuh jiwa raga. Hidup di dunia ini
adalah fana, laksana di tengah padang yang menghampar Engkau menanam,
carilah bekal perjalanan menuju alam yang abadi, dan bekal yang harus
Engkau miliki adalah menjalankan amanat Tuhan dengan hati yang ikhlas
tanpa mengharap puji-pujian. Janganlah karena kenikmatan dunia semata
membuatmu menjadi lupa diri. Meskipun hidup di dunia hanya sebentar,
dari sinilah kita mempersiapkan kehidupan akhirat yang abadi.


Jakarta
11 Juli 1992

Sabtu, 25 April 2009

SUNYI

Rembulan adalah penjelmaan sunyiku
yang terlukis menjadi kata-kata


Matahari adalah gelora jiwaku
yang mengalir bersama desah nafas kecewaku


Bintang-bintang adalah harapanku
yang aku kepal menjadi bara api
aku terkapar
menggelepar
tak setitik embun membekukan jiwaku.


Aku akan tertawa
menghikmati segala sunyiku
tak hendak agar engkau tahu
perjuanganku itu percuma
untuk mencapai cinta kasihmu
dan rembulan adalah penjelmaan sunyiku
di saat engkau tiada lagi bersamaku.


Jakarta
11 Juli 1992

KAPAN AKU MERDEKA ?

Jiwa ragaku lelah
melangkah tak berdaya
berfikir tiada gairah
kepalaku pening
mataku berkunang-kunang
sekujur badan di landa demam
sedang hatiku menggigil kedinginan
engkau bilang, kasihan....


Aku mencari jawab, kapan aku merdeka
belenggu merangkul tanganku
beban pundak bertumpuk di pundakku
ketika hendak mencapai engkau
engkau kukuh berbenteng
ketika aku hendak naik ke puncak menara
engkau bilang, mungkinkah....


Aku pasrah
agar batin ini tenang
meski duka menyelimuti badan
tapi keresahan itu datang
bagai derasnya gelombang di lautan
menghempas jiwa ragaku
hingga aku kalah dan sia-sia
engkau bilang, biarlah.


Duh Gusti
kapan aku merdeka ?


Kosambi
karawang
29 Juni 1992

PERTEMUAN

Di sini aku hadir
sebagai insan berjiwa kembara
mestinya tak ada duka dan keresahan
walau hati begitu kering kerontang
mestinya pula tak ada keluh kesah
walau jasad ini dilanda lapar dan dahaga.


Sesungguhnya semangatku masih membara
karena darahku masih berwarna merah
dan cita-citaku masih tegar menjulang
karena tanganku masih kuat dan perkasa.


Di sini aku hadir
untuk mencampak kelelahan
agar biru rinduku terlampiaskan sudah
merengkuh sejuknya kasih sebening telaga.


Kasih
aku tak bermaksud menutupi kekecewaanku
sungguh
di sini aku hadir
di sini pula ada pertemuan
yang menjadi kenangan indah.


Kosambi-Karawang
26 Juni 1992

Untuk Dear Nani

TUHANKU

Hidupku adalah perjalanan
laksana menuju sebuah cakrawala
mestinya jiwaku melangkah
hingga jauh menembus langiu
dan warna hatiku
adalah sebuah kerinduan yang dalam
dan mestinya aku bertekad hati
selain Engkau
adalah cintaku tak mungkin.

Dengarkanlah kerinduan-kerinduan ini
yang menjadi desah kecewa dan tangis setiap hari
hati ini adalah bunga-bunga cinta
ada getarnya
ada geloranya
mestinya bukan suara lagu
tapi tasbih yang mengalun abadi
yang menelusuri darah, daging, dan relung sukma
alunnya biar abadi
tak lekang karena suka dan duka.

Aku berjalan mencapaiMU
inilah baktiku
tiada rasa jemu
inilah cintaku
sekedar yang aku tanam dan aku sirami
tiada mengelu keluh
inilah pujanku
sebatas kefasihan lisanku
tiada aku kelu
Tuhanku....


Jakarta
30 April 1992

Kamis, 23 April 2009

PIJAR

Di rengkuhanku memeluk gunung
ketika anak itik menyibak air
di ujung malu aku berlalu
mengaca diri tiada berpunya
di sepanjang jalan doa berkait
mengiring elang mengarung angkasa
di sepanjang jalan aku berfikir
telah benarkah kaki ini melangkah
di sepanjang jalan aku bertanya
telah putihkah hitamnya sejarah
di dada ini seakan meledak
kalut berdebu bara berpijar...


Begitu kelabukah perjalanan sejarah
tak berguna setumpuk ijasah
tak berguna secarik tanda tangan
tak berguna selembar uang
tak berguna satu-satunya nyawa.


Perjalanan ini
hendak kemana mencari asa berpijar
coreng moreng darah bertumpah
mengotori aspal yang bergelombang
duh !
Andai saja diri ini punya teman
tentu aku tak menjerit kesepian
andai saja diri ini punya daya
tentu kan ku pecahkan bukit-bukit karang.


Perjalanan ini
hendak ke mana mencari tambatan
kokok ayam jantan telah bersahutan
fajar telah bersinar
azan subuh telah berkumandang
nyanyian sunyi telah usai didendangkan
angin pagi telah bertiup perlahan
perjalanan ini
masih begitu kelabukah ?

Pemalang
26 September 2000

LAMA TAK BERBICARA

Membiarkanmu lama tak berbicara
padahal hati ini resah menunggu kata-kata
di mana ada suara terdiam
di mana nyanyian berkumandang
aku lelah menunggu engkau tiba.


Aku ini nyanyian kepiluan
meniti pematang hingga ujung petang
aku menghiburmu hingga kau dapat tertawa
tak peduli itulah sandiwara.


Mengapa harus ada kata cinta
kalau cinta yang suci tidak ada,
mengapa harus ku teteskan darah dan air mata
kalau sesungguhnya kita tak tahu hakikat perjuangan.


Aku mengais sesuap nasi demi buah hati tercinta
aku berkorban demi masa depan mereka
aku menangis, itulah cinta yang sesungguhnya.


Membiarkanmu lama tak berbicara
padahal hati ini gundah bilakah terbit kecerahan
tak peduli aku ini ada di mana
tak peduli kaki ini melangkah ke mana,


Tapi kau bicara dalam bahasa diam
kau pasrah bagai daun bergoyang
kau melambai meninggalkan kenangan
kau hendak menggapai masa depan.

Pemalang
29 Januari 2002

MENGAPA

Mengapa tak kau katakan tidak ketika aku berkata tidak
kepercayaan itu begitu teguh
tapi kepercayaan itu luntur seketika
ketika ku tahu kau menikamku dari belakang.


Mengapa perjuangan itu berbuah nestapa
ketika ku tahu kau menggunting dalam lipatan
ini darahku
ini tetes keringatku
ini doaku
air mataku
remua untukmu
demi keagunganmu.


Kini aku mengerti
aku bukan siapa-siapa
bukan darah dagingmu
bukan jiwa ragamu
kau sentuh aku sekedar upah keringatku
kau sapa aku sekedar pelipur laramu.


Kini ku mengerti
perjuangan tak selamanya begitu
tak selamanya kau menindas aku
tak selamanya memerah keringatku
ini air mata kan berbicara
demi darah dan dagingku
demi jiwa ragaku
walaupun kau tikam aku dari belakang
tapi selamanya keadilan akan menang.

Pemalang
29 Juli 2000

MENGHAYATI KEMULIAAN IBU DAN BAPAK

Tanggal 21 april selalu kita peringati sebagai Hari Kartini.
Sebagai sosok Pahlawan Nasional yang kita banggakan terutama oleh kaum
perempuan, kitapun selayaknya turut meneladani perjuangan beliau yang
memperjuangkan nasib perempuan Indonesia untuk memiliki harkat dan
martabat yang sejajar dengan kaum pria.
Perempuan, sebagai makhluk Tuhan yang pada kodratnya diberi tugas
untuk melahirkan, menyusui dan membina rumah tangga bersama sang
suami, tentu tidak manusiawi kalau hak-hak sosial budayanya dalam
kehidupan bermasyarakat dikebiri dalam tembok rumah yang tebal.
Pada zaman penjajahan belanda dahulu, adat istiadat jawa mengharuskan
seorang perempuan untuk selalu tinggal di rumah,melayani suami dan
mengurus anak-anak tanpa diberi kebebasan untuk meniti karir di luar
rumah sebagai pekerja di bidang pemerintahan, pendidikan maupun
lain-lainnya. Bahkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan pun tidak
mereka dapatkan. Perempuan adalah kasta nomor dua yang tidak
diutamakan di dalam segala bidang. Padahal dalam ajaran agama islam
perempuan mendapatkan derajat yang mulia dan sederajat dengan kaum
pria. Dalam islam, surga berada di bawah telapak kaki ibu, tiang agama
adalah sholat dan tiangnya negara adalah ibu. Islam juga menempatkan
kaum perempuan sebagai kaum yang dilindungi, bukan dikurung, perempuan
adalah mata hati keluarga, tempat anak-anak dan suami membagi kasih
sayang, bukan untuk dieksploitasi atau diperbudak.
Inilah yang dipikirkan dan diperjuangkan oleh R A Kartini, persamaan
harkat dan martabat, persamaan memperoleh kesempatan di berbagai
bidang sejajar dengan kaum pria dengan tanpa meninggalkan kodratnya
yang hakiki sebagai seorang ibu rumah tangga yang berbakti pada ruami
dan mendidik anak-anaknya. Karenanya ada pepatah surganya anak di
bawah telapak kaki ibu dan sorganya istri di bawah telapak kaki suami
dan sorganya suami di bawah telapak kaki ibunya juga.
Itulah jalinan kasih sayang dan tanggung jawab antara lelaki dan
perempuan dalam keluarga yang sejajar baik di dalam rumah maupun di
luar rumah.

Rabu, 22 April 2009

SURAT UNTUK JACK

Jumat,
sepuluh oktober
sembilan tujuh
hari itu aku menyebut seuntai namamu
hanya sepatah kata, Jack
Jack yang dulu pernah menjadi sahabatku.


Hari itu sungguh kelabu
ada mendung bergulung
tapi itu bukan pertanda akan turunnya hujan
kemarau ini sungguh memanggang hidupku
memaksaku merintih pada segenap jiwaku
tapi tak ku katakan, ya
untuk aku mengutuk keadaanku
tapi ini sungguh menyiksa
karena bukan hanya aku seorang menahan lapar dan dahaga
bukan hanya itu
di setiap sudut kota maut mengintip
debu-debu bertebaran menyebarkan aroma penyakit
pada manusia-manusia sesama bangsaku
yang terjebak pada permahnan adu domba
betapa lemahnya nasib manusia itu, Jack !
Lemah seperti seberkas kapas tertiup angin
nestapa seperti seekor ayam teriris belati
duhai, Jack !
Kau tahu bukan, berapa harganya sebuah kejujuran dan keadilan ?
Keadilan itu ada di mata Tuhan
apakah akan kau katakan Tuhan tak adil di tengah kegersangan ini ?


Jack,
mari kita berkaca diri
tak ada yang lebih mulia bukan di antara kita ?
Sesamanya harus saling mengasihi
saling mencintai
apa yang selama ini kita dambakan
tak lain hanyalah kedamaian
hanyalah kedamaian
itu saja.


Mungkin kau akan tahu
apa arti sebuah kehilangan yang sesungguhnya
bukan hilangnya hartamu, bukan
tapi hilangnya iman
padahal di dunia ini ada ujian
dan di akhirat nanti ada balasan.

Gunung Putri
Bogor 10 Oktober 1997

KALAU CINTA HANYA SEKEDAR NYANYIAN

Kalau cinta hanya sekedar nyanyian
tentu aku bisa melantunkannya kepada semua orang
tapi cinta itu bukan sekedar nyanyian
ketika cinta itu dapat dirasakan
adalah karena ia bersemayam di dalam dada
dan ketika ia dapat merasakan keindahannya
adalah karena cinta itu sebuah keindahan
bertutur budi adalah indah
berbelas kasih adalah indah
memuji adalah indah
dan sujud adalah indah
sujudmu adalah tanda cinta
dimana engkau merasakan indahnya ketidakberdayaan
jazadmu yang fana mengajarkan ketidaksombongan
jiwamu yang kekal mengajarkan ketaqwaan
duhai sukma yang mengembara
yang mencaci maki kesusahan dan penderitaan
duhai sukma yang selalu berkata tidak
jika hendak berkehendak
tidakkah ini sebuah pengingkaran kata hati
jika jiwa yang abadi ini merasa perkasa
dan kalau imanpun hanya sekedar nyanyian pula
tentu hati ini akan iri
melihat sepasang merpati yang terbang tinggi
membelah cakrawala
mengarungi angkasa
menelusuri lorong-lorong sukma
menikmati keindahan hakiki
sedangkan iman di dada ini sanggup pula mengarungi
duh !
Hati ini hendak kemana
seakan lupa dulunya dari mana
duh !
Jazad ini telah renta
sebentar lagi menikmati kematian
duh !
Lahirku betapa renta
akankah batin ini menikmati indahnya iman ?
Apakah batin ini merasa aman ?
Duh !
Malam yang gelap
semoga bukan pertanda hati yang gelap
karema tiada cahaya iman...

Pemalang 10 Agustus 2000

ALPA

Aku
secarik kertas
rindu dendam
menoreh warna
menyibak cakrawala
melukis cinta
dalam bait alpa.


Betapa kejamnya hati manusia
jiwa ini menjadi saksinya
haruskah hati lemah jadi korban
di antara semua orang yang mengaku pahlawan ?


Aku
hanyalah sebait alpa
yang bernyanyi tentang kematian
kematian pangkat
kematian derajat
kematian harta
kematian air mata...
Mencampak kematian hakiki
kematian iman...


Betapa berdayanya manusia ini
namun sombong di antara sesama
tapi betapa lemahnya manusia ini
selalu dilanda resah dan gelisah.


Duhai jiwaku yang bergelora
duhai amarahku yang membabi buta
duhai kecewaku yang berkepanjangan
inilah iman
kalau hendak engkau terjemahkan..!!


Aku
selalu kecewa dan menyesali diri
lukisan cinta hanya nyata di hamparan kertas
torehan warnanya hanya hanya tipu daya
kesetiaan hanyalah alpa
alpa...


Pemalang 29 Juli 2000

GUGUR BUNGA

Telah gugur bunga itu
tercampak dari ranting yang kering
tak ada lagi tebaran aroma wangi
bunga itu luruh ke bumi.


Bungaku
bunga rakyat bunga bangsa
dipuja kaum miskin
disanjung para bangsawan
bungaku mati meninggalkan luka
karena tikaman belati dari belakang
oleh kawan sendiri.


Bunga itu bunga bangsa
dipuja orang sedunia
tapi dihina kawan sendiri
dia mati membawa luka
luka kaum miskin dan sengsara.


Bungaku kini menjadi pahlawan
meski mati dia meninggalkan kenangan
kenangan orang-orang dengki yang gila kekuasaan
yang memimpikan kedudukan dan jabatan
betapa sakit bungaku menahan tikaman
ditanggung sendiri dirasakan sendiri.


Bungaku telah gugur ke bumi
mati ditikam kawan sendiri
kawan yang gila jabatan
kawan yang lupa daratan.


2 Februari 2001

Selamat Datang di Central Situs

Selamat datang di www.centralsitus.blogspot.com